Selasa, 17 Agustus 2010

A NOTE FOR SOMEONE

Pernahkah kalian mendapat pertanyaan “Mengapa kau mencintaiku?” atau sejenisnya dari orang yang anda cintai. Ya, pertanyaan yang sering ditanyakan dimana selalu diikuti dengan menyebutkan kekurangan diri sendiri. Pasti kita berusaha memberi alasan untuk meyakinkan pasangan kita tersebut. Tapi, pernahkah kalian mengalami seperti yang saya alami? Saya tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Mengapa kau mencintaiku? Ya untuk gadis itu, aku tidak dapat menjawab pertanyaannya yang satu ini. Seperti apa aku harus mengungkapkan rasa cintaku itu? Aku tak tahu. Perasaanku padanya tidak terungkap dengan kata-kata, sangat meluap-luap. Ini mengingatkanku pada kalimat dalam video clip Letto untuk lagu permintaan hati. “seharusnya mereka bikin satu kata baru… yang benar-benar bisa ngejelasin apa yang aku rasain ini.. satu kata diatas kata ‘sayang,’ diatas kata ‘cinta’, satu kata yang artinya lebih dari semua kata yang ada. Karena kata ‘cinta’ ngga cukup mewakili apa yang aku rasain sekarang.” Tapi aku tahu, cinta itu hanya satu kata tapi dengan makna yang tak terbendung dan tak terjangkau sepenuhnya oleh kita.

Sampai saat ini, aku belum bisa merangkai kata untuk mengungkapkan kepada gadis itu betapa bahagianya aku saat bersamanya, melihatnya tertawa dan tersenyum. Betapa gundahnya saat melihatnya bersedih, dan rasa penasaranku saat mendapat jawaban ‘ngga tahu’ dari dia (walaupun biasanya dengan marah-marah. Hehehehe… maaf ya), kecemburuannya yang meledak-ledak, aku menikmati semua itu. Tapi, diatas semua itu ia mengajarkan aku untuk mengenal diriku lebih dalam lagi, melihat kekurangan-kekurangan yang tak aku sadari selama ini. Semua ini melebih apa yang pernah aku rasakan. Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi malah membuatku semakin tidak bisa melepaskannya. Aku merindukan masa-masa itu. Ya, gadis itu memberi warna baru dalam hidupku dan ini luar biasa. Dari pertengkaran-pertengkaran itu malah aku dapat menentukan seperti apa aku harus membentuk diriku, apa saja yang perlu aku rubah. Wajahnya yang pertama menghiasi pikiranku saat kuterbangun di pagi hari dan menjadi wajah terakhir dalam benakku saat aku akan tidur di malam hari. I LOVE HER MORE THAN EVERYTHING, EVERYTIME.

Aku sadar, dia meninggalkanku karena keegoisanku. Sifatku yang terlalu serius ini malah membuat hubungan itu berakhir. Ya, aku sudah berusaha mengertikan dirinya tapi tetap saja itu kurang karena aku lebih mengutamakan diri sendiri. Padahal dia telah mengeluarkan aku dari hari-hari yang membosankan tanpa warna tetapi aku tetap tidak bisa mengertikan dirinya. Memalukan! Aku memaksanya mengertikan aku tetapi diriku sendiri tidak bisa.

Orang bilang, dunia belum berakhir jika kita putus cinta. Itu memang benar tetapi saya tidak ingin kembali ke hari-hari tanpa warna lagi. Itu terlalu membosankan buatku. Bagaimana mungkin, setelah aku menikmati warna warni itu aku harus kembali ke dunia satu warna yang membosankan itu? Ini rasanya seperti separuh jiwaku ikut terbawa bersama kepergiannya dan rasanya sungguh tidak nyaman. Aku ingin memperoleh sebagian jiwaku itu kembali.

Ya benar, kita baru merasa memiliki setelah kehilangan, inilah yang aku rasakan sekarang. Aku yang membuat dia meninggalkanku, aku kehilangan tetapi masih merasa memiliki. Saat bersamanya, apakah ada perasaan memiliki itu? Pasti ada, tetapi tidak sebesar saat ini. Sepertinya, aku orang yang tidak tahu berterima kasih ya? Baru menyadari seberapa pentingnya dia saat dia tidak lagi menjadi miliki. Kemana saja aku selama ini hingga tidak menyadari bahwa aku telah memiliki seseorang yang begitu berharga?

Sampai saat ini aku masih berharap dia kembali menjadi milikku. Apa ini terlihat seperti orang egois? Tapi ini pertama kalinya aku berkeras hati untuk seseorang. Biasanya, dengan ikhlas aku akan melepaskan seseorang walaupun sakit buat aku. Tapi untuk dia? Tidak! Aku tidak bisa membiarkan dia pergi, karena separuh jiwaku sudah ada bersamanya. Menurut kalian, apakah ini egois? Haruskah aku merelakan dirinya? Sekarang dia kehilangan kepercayaan terhadap aku. Masihkah pantas aku mengharapkannya? Aku pernah berkata, “Jangan mencintai orang sepenuh hati karena suatu saat dia akan pergi meninggalkanmu dan kamu akan merasakan sakitnya” tapi aku sendiri tidak menuruti apa yang aku katakana walaupun pada awalnya aku tidak berniat mencintainya sepenuh hatiku karenaaku tahu dia akan meninggalkanku. Tapi setelah bersamanya aku tahu, dia memang pantas untuk dicintai sepenuh hati. Ya, aku mencintainya sepenuh hatiku dan walaupun karena itu aku terluka karenanya, aku tidak akan menyesal.

Melalui tulisan ini aku ingin menyampaikan permintaan maaf karena tidak dapat menjadi yang terbaik baginya, dan aku hanya bisa menyakiti hatinya. Ya, aku tahu kata ‘maaf’pun bisa diucapkan oleh anak kecil tapi aku tidak punya kata lain selain ‘maaf’. Selain itu terima kasih untuk apa yang telah dia berikan dalam hidupku. Itu merupakan hal yang sangat indah. Dan ku ingin dia tahu bahwa aku menyayangi… bukan hanya sekedar menyayangi tetapi mencintainya. dan aku mencintainya bukan hanya karena siapa dia, tetapi siapa saya ketika bersamanya. Ya, sampai saat ini aku masih mengharapkanmu.

If I could give you one thing in life,

I would give you the ability to see yourself through my eyes,

only than would you realize

how special you are to me

and only than you can understand

how much I love you.

Aku menulis ini bukan untuk membuatnya berubah pikiran, tetapi aku hanya ingin mengatakan apa yang selama ini aku rasakan. Your decision is your own decision.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar