Senin, 16 Mei 2011

LOVE, IT’S MELODY AND LYRICS!


“A melody is like a seeing someone for the first time. A physical attraction. Sex. Then as you get to know the person, that’s the lyrics. Their stories, who they are in there. The combination both of them make some magic.”
~Drew Barrymore-Music and lyrics [film]~

Selama ini saya memperhatikan film-film yang mengangkat tema percintaan. Ada satu hal yang menarik perhatian saya, kebanyakan film itu menceritakan proses ‘jadian’nya. Awal mereka berkenalan, konflik yang mereka hadapi hingga akhirnya, sim salabim! mereka pacaran dan filmnya pun tamat.
Yang menjadi pertanyaan saya, apakah ceritanya hanya sampai disitu? Bagaimana dengan masa-masa pacaran mereka? Apakah akhirnya mereka menikah? Jika menikah, bagaimana dengan pernikahan mereka? Who knows, its another stories that can’t be tell in the film.
Ya, film-film yang tujuannya menghibur kita itu menjadi salah satu alat untuk mencuci otak para remaja-remaja yang ada. Bagaimana tidak, yang disuguhkan dalam film adalah awal dari cinta yang pastinya selalu indah. Walaupun ada konflik-konflik yang dihadapi oleh para tokoh utamanya, tetapi selalu berkahir dengan happy ending. Para muda mudi kita terbuai dengan cerita itu, menganggap cinta itu pasti berakhir dengan indah. Hey, ini bukan cerita dalam dongeng yang selalu diakhiri dengan, “dan akhirnya mereka hidup bahagia selamanya…” Seperti quotes diawal, kita baru memainkan melodinya saja.
Jika sudah berurusan dengan cinta, maka itu bukan sekedar memainkan ‘melodi’nya yang indah, tetapi kita harus mengenal ‘lirik’nya. Ya, yang menarik dari cinta itu bukan hanya awalnya yang mampu membuat kita berbunga-bunga tetapi proses setelah itu. Saat pacaran, pernahkah kalian memikirkan tujuan kalian berpacaran? Setidaknya memikirkan kearah mana kalian akan membawa kisah cinta kalian? Saat awal pacaran, pernahkah kalian terpikir untuk menikahi pasangan kalian saat itu? Atau semata-mata kalian berpacaran hanya untuk sekedar bersenang-senang saja? Atau sekedar menghapus status jomblo yang kalian sandang itu? Lagi-lagi kita masih terbuai dengan melodi yang indah itu.
Kalian sudah memulai melodinya, dan sekarang kalian harus mendalami liriknya. Proses setelah jadian itulah liriknya, lirik yang menceritakan siapa dia dan siapa kita, lirik yang mengungkapkan kelebihan dan kekurangan dia dan kita, lirik yang membuat saling mengenal lebih dalam lagi. Ya, proses. Itulah yang kita butuhkan untuk mengenal cinta yang sesungguhnya. Kita seharusnya tidak terbuai dengan masa-masa awal pacaran karena pada saat itu semuanya masih berupa kebohongan. Kenapa kalian bisa pacaran dengan cowok/cewek itu? Karena dia cantik? Karena dia tampan? Karena dia baik? Karena dia perhatian? Karena dia care? Apa dengan alasan itu kalian pacaran? Kalau iya, lagi-lagi kalian masih memainkan melodi. Apa kalaian yakin, dia baik, care, dan perhatian ke kalian itu bukan hanya buatan? Dalam masa PDKT, seseorang bisa menjadi berubah 180⁰. Yang semula cuek minta ampun bisa jadi sangat perhatian, yang semula jarang mandi bisa menghabiskan waktu satu jam dalam kamar mandi. Ya, kita masih terbuai dengan melodi indah cinta.
Setelah beberapa lama pacaran, maka kita mulai menanggalkan topeng-topeng yang kita kenakan dan kembali ke pribadi kita yang sebelumnya. Disinilah proses itu dimulai, proses dimana kita saling mendalami satu sama lain. Disinilah kita mulai mendalami lirik cinta itu. Proses inilah yang diperlukan untuk mengenal cinta itu. Dalam taraf ini, banyak masalah yang sering muncul, baik secara pribadi ataupun dari pihak luar. Masalah pada tahap ini jauh lebih rumit jika dibandingankan masalah-masalah sebelum pacaran. Tapi justru masalah itu yang membentuk pribadi masing-masing untuk menjadi lebih dewasa. Saat menjalani proses tersebut maka kalian akan menyadari, cinta itu tak seindah yang ada dalam film-film. Kalian tidak lagi memikirkan diri sendiri, tetapi mulai belajar untuk memikirkan orang lain. Kalian tidak bisa lagi bersikap tidak peduli, tetapi kalian mulai belajar untuk berempati dengan orang lain. Kalian tidak lagi memendam kesedihan sendiri, tetapi sudah ada orang yang bisa diajak berbagi. Ya, kalian tidak sendiri lagi, tetapi sudah ada orang lain yang harus anda perhatikan. Ada orang lain yang harus anda pahami perasaannya. Ada orang lain yang harus anda bimbing.
Dan setelah mendalami liriknya tersebut, maka kalian dapat menentukan langkah selanjutnya. Kandas ditengah jalan atau sampai dipelaminan? Tapi ingat, prose situ tidak akan berakhir sampai disitu saja. Dan jangan berpikir pernikahan itu berarti”…hidup bahagia selamanya…” karena lirik yang lain baru saja didendangkan.
Love is combination of melody and lyrics.

Minggu, 01 Mei 2011

PLANTATION’S LIFE


Tidak Pernah terpikirkan bahwa saya akan berkutat dengan dunia perkebunan. Tanpa tahu apa-apa dengan yang namanya ‘kelapa sawit’ saya mengikuti test untuk menerima beasiswa di program Diploma 3 IPB dengan jurusan Perkebunan Kelapa Sawit. Something new, something different. And its begin!!
Dibawah bimbingan IPB, saya mulai berkenalan dengan ‘kelapa sawit’. Dan perlahan saya mulai memahami kelapa sawit. Mulai melihat kenyataan yang ada di balik tanaman perkebunan no.1 di dunia ini, mulai melihat keuntungan, kerugian, sahabat, bahkan musuh yang ada dibaliknya.
Tanpa disadari, program D3 itu habis dalam 2 tahun. Benar-benar masa kuliah yang singkat dengan program-program yang padat, baik dari perusahaan maupun dari kampus sendiri. Dan tanpa disadari, Two years just flow and I’m never aware this is two years.
Dan sekarang, saya berada disini, di Kalimantan Tengah untuk menerapkan apa yang saya terima dari bangku kuliah. Terkejut, tetapi tidak parah-parah amat. Seperti yang sudah disampaikan, banyak hal yang masih harus saya kembangkan. Tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan untuk mengurusi lahan seluas 800 ha dan tenaga kerja 192 orang. Dalam usia muda (20 tahun), saya harus belajar bagaimana harus menjadi pimpinan, mengatur karyawan yang notabenenya usianya jauh diatas saya (pantas jadi ayah/ibu bahkan kakek/nenek), jauh lebih berpengalaman di bidang perkebunan. Cukup berat memang, posisi yang saya terima sepertinya terlalu cepat tetapi harus saya jalani dengan keyakinan bahwa “saya mampu!” Yang membuat sulit adalah masalah sosialnya. Posisi saya yang berada ditengah-tengah itu sangat sulit. Selain mendapat tekanan dari atas, dari bawah juga banyak tuntutan yang harus diperhatikan dimana kemauan yang diatas bertolak belakang dengan tuntutan dari bawah. Nah, menghadapi situasi ini cukup susah bukan? Dengan ini saya harus menjadi lebih dewasa dan harus lebih cepat. Banyak hal yang saya rasa belum saatnya saya hadapi, tetapi saya harus ada didalamnya.
Dan lambat laun saya menyadari kehidupan perkebunan tidak semudah yang dibayangkan dan tidak seburuk yang ditakutkan.
Plantation’s life is branded new!!! Hard but exicting…