Jumat, 27 Agustus 2010

MISTAKEN? SAY I’M SO SORRY WITH SINCERELY


Kesalahan. Ya, siapa saja pasti pernah melakukan kesalahan entah itu disengaja ataupun terjadi tanpa disadari. Seandainya ada yang berkata, “Aku tidak pernah melakukan kesalahan kok”, maka orang yang seperti ini bisa kita anggap bukan manusia, tetapi batu, mungkin. Atau ada yang punya tanggapan lain?

Kembali kemasalah kesalahan tadi, saya ingin bertanya, seberapa sering anda melakukan kesalahan? Tidak perlu berpikir keras untuk mendata kesalahan yang anda perbuat karena saya yakin pasti sangat banyak, ribuan mungkin. Dan apakah anda pernah duduk diam sejenak untuk merenungkan kesalahan-kesalahan anda? Hei… hei…. Maksudku bukan sekarang, merenungnya kapan-kapan saja. Sekarang, Keep read, OK!

Saat anda melakukan kesalahan, maka timbul pikiran dalam benak anda kenapa saya melakukan seperti itu? Seandainya saja saya melakukan ini, hasilnya mungkin tidak seperti itu. Nah, akhirnya anda menyesal. Orang bilang, “penyesalan itu adanya di belakang” belakang mana? Yang pasti bukan belakang punggung anda. Ok, tulisan kali ini bukan akan membahas penyesalan karena seberapa dalam anda menyesal –walaupun sampai menangis 7 hari 7 malam– anda tidak dapat mengulangi pilihan-pilihan anda lagi.

Berdasarkan objeknya, kesalahan yang kita perbuat melingkupi dua tingkat, yaitu kesalahan pada diri sendiri dan kesalahan pada orang lain. Untuk kesalahan pada diri sendiri bisa ditolelir (tidak berlaku untuk penganut paham narsisme). Tapi bagaimana jika kita melakukan kesalahan pada orang lain? OK! Kita voting, siapa yang berpendapat kalau masalah ini sepele dan akan selesai dengan kata “I’m so sorry…” (diucapkan dengan tampang yang memelas tapi tanpa perasaan bersalah)? Atau siapa yang menganggap ini masalah luar biasa gawat sampai perlu dijadikan siaga 1? Silahkan pilih jawaban anda dengan cara ketik SalahA untuk jawaban pertama dan SalahB untuk jawaban kedua dan kirim ke dalam hati anda.

Kesalahan pada orang lain, C’mon guys… this is about another heart, jadi tidak bisa dianggap sepele. Apa yang menyebabkan persahabatan menjadi rusak? Apa yang menyebabkan cinta antara dua insan menjadi benci? Tidak lain dan tidak bukan adalah kesalahan itu sendiri. Salah menanggapi apa yang dimaksudkan, salah menanggapi perasaan orang lain, salah dalam berkata-kata, salah dalam bersikap, dan semuanya jadi serba salah kan? Dan sikap ego manusia yang tinggi menyebabkan kesalahan-kesalahan itu semakin berkuasa. Sikap manusia yang merasa diri paling benar dan tak mau disalahkan, sehingga ketika dia melakukan kesalahan tetapi enggan untuk meminta maaf bahkan malah mencari kambing hitam untuk kesalahan yang diperbuatnya sendiri.

Kita seringkali bertengkar dan saling menunggu, siapa yang akan terlebih dahulu meminta maaf. Masing-masing mempertahankan argumen, “dia yang salah jadi dia yang harus lebih dahulu minta maaf.” Karena saling tunggu ini, maka hubungan yang semula erat perlahan menjadi renggang. Ayolah, saatnya anda rendah hati dan ucapkan kata maaf itu. Jangan berkeras hati dengan mengikuti keegoisan hati anda. Karena anda akan merasa kehilangan orang-orang yang sangat berharga di hidup anda. Jangan biarkan kesalahan yang kita perbuat menjadi perusak hubungan kita dengan sesama.

Maaf, sebuah kata yang bahkan dengan mudah dapat diucapkan oleh anak kecil. Tapi yang sulit itu mengucapkannya dengan tulus. Ya, kita memang mahkluk paling egois, meminta maafpun harus dengan terpaksa. Dan tentu saja, orang tidak akan dengan mudah memaafkan. Kenapa? Egois, merasa harga diri paling tinggi! Itulah manusia.

Meminta maaf akan kesalahan harus dilakukan dengan tulus. Bukan sekedar berkata I’m so sorry… atau forgive me please…Tapi ucapkan itu saat anda benar-benar merasa bahwa apa yang anda lakukan itu salah, apa yang anda lakukan benar-benar menyakiti hati orang lain. Dan berjanjilah pada diri anda sendiri bahwa anda tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Saat anda mengakui kesalahan dan meminta maaf, anda bukan menjadi orang yang kalah, bukan menjadi pecundang, dan juga bukan menjadi orang yang harga dirinya telah jatuh. Ingat, anda adalah seorang yang luar biasa, seorang pemenang diatas pemenang lainnya. Bukan sekedar pemenang perang, pemenang perlombaan. Kenapa? Karena anda berhasil mengalahkan keegoisan anda, berhasil mengalahkan kesombongan anda. Musuh terbesar manusia adalah manusia itu sendiri dengan segala keegoisannya, segala kesombongannya, segala ketamakannya.

Apologize with sincerely heart and effort to never do the same mistake that make all is well.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar