Kamis, 23 September 2010

KEBEBASAN? JUST NONSENSE!


Seberapa sering kalian menginginkan kebebasan dalam hidup kalian? Berani dipastikan, setiap saat, setiap detik kalian menginginkan yang namanya KEBEBASAN. Bahkan sejak dari dalam kandungan kalian sudah sangat menginginkan kebebasan. Mungkin, ketika dalam kandungan anda sangat ingin bebas sehingga bergerak-gerak bahkan menendang sampai ibu kalian kesakitan. Saat kalian sudah sudah menjadi balita, sering kalian dalam gendongan ibu atau bapak kalian meronta-ronta ingin lepas dari ikatan tangan yang penuh kasih sayang itu. Ya, kalian menginginkan kebebasan itu.

Tapi sadarkah kalian, kebebasan yang sangat anda idam-idamkan tersebut tak lebih hanya idealisme semata. Ya, kebebasan itu hanya sebatas kata tetapi tidak akan pernah terwujud. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, bebas didefinisikan sebagai lepas sama sekali( tidak terhalang, terganggu, dsb sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat, dsb dengan leluasa). Melihat definisi tersebut anda pasti menyadari, yang namanya kebebasan itu tidak ada!

Coba kita lihat fakta-fakta ini. Sering terdengar ditelinga kita, “anda bebas mengemukakan pendapat” sebenarnya kalimat tersebut belum selesai sepenuhnya, yang sebenarnya adalah “anda bebas mengemukakan pendapat tetapi….” Ya ada tetapinya. Tetapi anda harus mengemukakan pendapat menggunakan alasan yang masuk akal, tetapi anda harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tetapi anda harus menyampaikannya dengan sopan, dan sejuta tetapi lainnya. Jadi, apakah kita benar-benar bebas? Ayo kita lihat yang lain lagi, Anda bebas mengenyam pendidikan tetapi….., ya, lagi-lagi tetapi. Tetapi anda harus menggunakan seragam, tetapi anda harus membayar biaya pendidikan, tetapi…. Dan lagi-lagi tetapi. Adakah kebebasan yang benar-benar murni kebebasan? Perdagangan bebas? Hei! Itu dilarang! Seks Bebas? Itu juga dilarang! Apa artinya bebas dalam kata-kata itu? Bebas berdagang dengan siapa saja? Hei, c’mon bebas berdagang dengan siapa saja tetapi hanya yang berduit. Bebas berhubungan seks dengan siapa saja? Hei, bebas berhubungan seks dengan siapa saja tetapi yang bisa membayar atau yang anda sukai. Jadi dimana bebas tersebut? jawabannya, tidak ada!

Kenapa kita tidak bisa mendapat kebebasan yang benar-benar bebas? Ya, jika kita benar-benar bebas maka itu akan mendatangkan chaos yang lebih dahsyat melebihi tsunami di Aceh. Bayangkan saja, jika manusia mendapat kebebasan seutuhnya maka akan banyak mayat bergelimpangan di jalanan. Marah sedikit, bisa langsung bunuh. Kan katanya bebas? Di jalan main serobot, tabrak sana-tabrak sini. Kan katanya bebas? Mau jadi teroris, mau perang setiap hari, mau merampok, mau menjarah, mau memperkosa atau apapun itu tidak akan terhalang apapun. Ini yang mungkin terjadi jika kebebasan tersebut kita miliki. Betapa mengerikan bukan. Jadi, bersyukurlah dengan segala aturan yang ada. Aturan itu yang menahan kita, yang mengekakang kita agar tetap berada di jalur yang tepat. Toh, walaupun aturan itu ada, pelanggaran disana-sini masih terjadi juga.

Selain itu, pikiran dan perasaan kita juga merupakan “aturan” yang mengekang kebebasan kita sendiri. Ingat contoh diatas, saat anda mengemukakan pendapat anda pati akan menggunakan pikiran dan perasaan anda. Apakah jika saya mengucapkan ini, orang itu tersinggung tidak ya? Pertanyaan itu sering melintas dalam kepala kita. Tanpa anda ketahui, diri anda sendiri menciptakan “aturan” yang mengekang kebebasan anda sendiri. Jadi, bagaimana kita berharap akan memperoleh kebebasan yang seutuhnya? Ya sudahlah, nikmatilah kebebasan semu yang ada karena itu adalah kebebasan yang lebih realistis dan aman buat kita.

“THE REALLY FREEDOM JUST AN IDEALISM! NONSENSE.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar